— ruang osis
meja bundar di ruang osis, begitulah bentuknya, dan ditengah-tengah itu ada yang biasa dinamakan “lapak corat coret.”, saat pak singgih menjelaskan materi tentang “Wijaya Global School.” terlihat dia hanya memandang satu siswa yang sedang memegang telepon genggam miliknya sambil tertawa kecil, seperti sedang pacaran dengan seseorang, ya benar tidak salah kagi murid itu adalah dika.
“apa toh yang lucu mas?” pak singgih melontarkan pertanyaan secara tiba-tiba, setelah itu semua orang yang berada di ruangan itu langsung tertuju ke Power Point yang di buat oleh pak singgih.
“kamu dika.” pak singgih sambil berjalan dan melihat layar telepon milik dika, tidak ada seorang pun yang berani membuka suara saat itu.
“pie toh le bapak seng ngasih tau materi, situ liatin hape terus.” berbisik di kuping dika.
“ALLAHUAKBAR, SIAP GRAK.” dika reflek mematikan telepon miliknya dan memasukannya ke dalam saku celana, kemudian berdiri lalu hormat seperti saat upacara bendera.
secara tidak sadar dika malu, karena teman-temannya benar-benar menertawakan kelakuan dika.
“aduh gusti tuhan, sana panggil rakha.”
“siap pak.”
dika benar-benar lari keluar ruangan osis, namun saat membuka pintu terasa seperti ada orang yang sedang ingin membuka pintu juga, ya benar saat dibuka itu adalah rakha yang ingin ia cari. seketika ia memiliki ide bagus namun, ia dapat kehilangan cap nya sebagai murid teladan dan disiplin.
“sstttt.” dika mendesis, menatap mata rakha, dan membawa ia kabur.