tw// harsh word
1135 words.
Fairana Rizki Saputra dia benar benar nervous datang ke apartmen Dika, fai memberanikan diri keluar malam demi mendapat jawaban dari teman dekatnya Dika. Salah satu alasannya adalah, kenapa seorang anak yang cerdas dalam segala hal dapat membuat masalah dengan anak sekolah lain, ini pertama kali fai sangat curiga, akan terkejutnya sahabat dekatnya membuat masalah seperti ini. Sampai saat fai berada di dalam lift menuju lantai 23, tempat dika bersinggah, fai sangat degdegan karena ia butuh kebenaran, fai membawakan chapagetti kesukaan dika, just in case mereka berdua lapar.
fai sampai tepat di depan pintu apartement dika, ia membunyikan bel elektronik "ding...dong..." suara bel berbunyi dari luar pintu apartmen dika. ''haduh anjing siapa sih ini malem-malem ngebel, gue ngantuk banget demi." gumam dika dalam hati. ''ANJIR JANGAN-JANGAN FAI.'' seketika ketika ia mendengar suara tepat dari depan pintu "let me in please." suara serak fai yang membuat dika langsung melek. "of course, wait for a minute." dika berteriak dari ruangan dapur. ''gue harusnya gak degdegan anjir tapi kenapa kali ini rasanya seluruh bulu rambut ingin rontok begitu saja, pasti fai kesini karena butuh penjelasan, gue cuman perlu ngejelasin dengan jujur." gumam hati dika untuk meyakinkan kalau semuanya bakal 'baik-baik aja.'
''hey bro, udah lama gue gak ke apartmen lo, nih gue bawain mie kesukaan lo." kata fai saat masuk kedalam sambil melakukan handshake yang biasa mereka lakukan saat bertemu dan berpisah, ini bisa dibilang lucu, karena gak semua persahabatan punya handshake, tapi kok... kali ini mereka ngelakuinnya dengan lemas, apa karena di malam hari?, ah enggak kok mereka biasanya sangat bersemangat.
mereka berdua langsung menuju kamar tidur dika, suara tawa kecil dika memecahkan keheningan seketika.
''dik lo serius bikin masalah?"
''enggak gue cuman mau nagih janji, emang siapa sih, kok berani banget ngancem lo gitu."
"gilang tuh tau gak lo?"
"wait let me think.."
5 detik kemudian "oh god akhirnya inget.''
''syukur deh inget." fai secara tidak sadar menatap mata dika yang sedang mengingat.
"woi jangan bengong ntar kesamber petir baru tau rasa, mau gue bikinin jus semangka fai?"
"lo ada semangka anjir?? SEJAK KAPAN?? TUMBEN BANGET??''
"ada lah kemaren abis belanja bareng mama."
"boleh deh bro inget ya bijinya pisahin dulu."